Akibat yang terjadi adalah kita sulit
mendapatkan Generasi yang mampu
mempelajari dan menghafal al Qur’an dengan baik dan benar, apalagi mau
mengamalkan kandungan yang ada di dalamnya. Bahkan anak-anak tersebut sudah
sangat jarang mengenal siapa saja tokoh-tokoh pejuang Islam dikalangan para
sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan generasi-generasi sesudahnya.
Selain akibat dari kurangnya perhatian orangtua
atas perkara agama dan akhlak, pola fikir dan sifat yang demikian juga
terbentuk akibat salah dalam memilih lingkungan dan teman pergaulannya. Padahal
teman dan lingkungan merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam pembentukan
karakter dan akhlak
Allah SWT telah mengajarkan kepada kita
bagaimana seharusnya mendidik masyarakat muslim dan
mengarahkan mereka agar memilih teman-teman yang baik, serta siapa-siapa saja yang
harus dan layak kita gauli.
Rasulullah SAW sendiri telah memberikan nasehat
kepada kita agar mampu menjadi pribadi muslim yang baik. Abu Hurairah berkata, telah bersabda Rasulullah, “Tanda-tanda
baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna
baginya.” (HR Tirmidzi) Pada hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw
bersabda, “Seseorang tidak akan sampai pada derajat taqwa sebelum ia
meninggalkan perkara yang tidak berguna karena khawatir berbuat sia-sia.”
Adanya degradasi moral yang sudah begitu parah
ini menyebabkan beralihnya kebiasaan dan kesenangan anak-anak serta Orang Tua
dan para remaja muslim, dari senang berlama-lama membaca Al Qur’an menjadi
senang berlama-lama membaca koran dan majalah atau melihat TV/bioskop; dari
senang menghadiri majelis-majelis ta’lim menjadi senang mencari dan menghadiri
acara-acara hiburan (seperti konser, pesta-pesta atau perayaan, diskotik atau
acara pertemanan); dari senang menolong dan mengutamakan (itsar) sesama
menjadi senang membuat susah orang lain (dengan cara meng”ghibah”,
menfitnah, menjatuhkah dan berbagai tipu daya lainnya); dari senang menyedekahkan
hartanya di jalan Allah menjadi senang membelanjakan dan menghambur-hamburkan
uangnya.
Ini adalah sebagain kecil dari berbagai macam
penyimpangan moral dan akhlak yang sudah begitu akut dan telah menjangkiti
generasi ummat Islam dewasa ini. Maka sudah sewajarnya jika pada masa sekarang
ini kemampuan anak dalam memahami Al Qur’an sangat rendah, apalagi untuk mau
menghafalkan, mengajarkan dan mengamalkan
isinya. Lambat laun, agama Islam hanyalah tersisa namanya saja, dan Al qur’an
hanya tersisa tulisannya saja. Hal ini mulai
terbukti, dimana sangat banyak dikalangan orang Islam sendiri yang tidak
mengerti apa itu Islam, meninggalkan sebagian (ataupun seluruhnya) ajaran
Islam, bahkan mulai banyak yang berani menentang dan mempertanyakan kebenaran
ajaran Islam. Mereka mulai ragu dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran
agama Islam.
Kemunduran akhlak ini sangat
sesuai dengan apa yang telah diberitakan oleh Rasulullah dalam kitab Al
Misykat yang Artinya; “Akan datang suatu zaman bahwa tidak akan tersisa
Islam kecuali namanya saja dan tidak pula Al Qur’an kecuali tulisannya saja.”
Ini adalah sedikit alasan yang melatarbelakangi
mengapa perlunya didirikan Ma’had Pendidikan Alqur’an dan Dakwah Islamiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar